Jumat, 06 Januari 2012

Bengal yang Potensial


Belum lama ini asosiasi sepakbola di Inggris yang di kenal dengan sebutan FA, menjatuhkan sanksi berupa larangan tampil sebanyak 8 pertandingan plus uang sejumlah 80.000 pound kepada striker Liverpool yaitu Luiz Suarez. Hukuman tersebut di jatuhkan akibat tindakan rasis yang dilakukan Suarez terhadap bek kiri Manchester United, Patrice Evra. FA butuh waktu beberapa pekan untuk menjatuhkan keputusan tersebut. Setelah di lakukan investigasi mendalam termasuk membaca gerak mulut,akhirnya di nyatakan bahwa Suarez memang melakukan tindakan yang masuk kategori rasis. Ini bukan kali pertama Suarez mendapatkan hukuman akibat ulahnya. Sewaktu masih membela Ajax, Suarez pernah di jatuhi hukuman yang nyaris serupa akibat berkelahi dengan salah seorang pemain dari NAC Breda. Bahkan sebelum vonis di jatuhkan oleh FA terkait tindakan rasis nya, Suarez pun masih berulah dengan mengacungkan jari tengahnya ke arah pendukung Fulham yang mencemoohnya. Di balik bakat sepakbola yang di milikinya, Suarez masih mempunyai sifat nakal yang malah bisa di sebut bengal dan Suarez bukanlah satu-satunya pemain dengan tipikal seperti itu.


Wayne Rooney adalah salah satu contoh pemain asli Inggris yang potensial namun juga nakal. Ia pernah tertangkap basah oleh kamera sedang berada di salah satu rumah bordil di selatan London padahal kala itu istrinya sedang hamil 7 bulan. Dan Wayne Rooney mungkin adalah satu-satunya pemain di bawah dinasti Sir Alex yang berani mengancam hengkang apabila gajinya tidak di naikkan. Dan hebatnya,hal itu di kabulkan bahkan oleh Sir Alex Ferguson sendiri…!!! Lalu ada Craig Bellamy dari Wales yang juga terkenal bengal dan sering bertindak ceroboh baik di dalam maupun di luar lapangan. Di saat para pemain lain memilih untuk pulang ke rumah sehabis latihan, ia malah memilih menghabiskan waktu ke diskotik atau klub-klub malam sekedar untuk mabuk atau malah membuat keributan. Ia pernah kedapatan menyerang dan memukuli sekelompok pemuda yang sedang bersantai di sebuah klub malam. Rekan setimnya dulu di Liverpool, yaitu John Arne Riise pun sempat merasakan kebrutalannya setelah di pukul dengan sebuah stik golf hanya karena saling ejek ketika sedang bersama-sama berada di bar.


Dari negeri pizza Italia, ada nama Antonio Cassano yang bertipikal bengal namun juga potensial. Bolos berlatih,berselisih dengan pelatih hingga berkelahi di dalam lapangan adalah sisi negative dari pemain yang berjuluk Peterpan tersebut. Ketika masih bermain untuk AS Roma, ia terang-terangan meminta gaji dan perlakuan yang sama persis seperti yang di terima oleh il principe Francesco Totti. Suatu tindakan yang jelas-jelas bodoh mengingat ia bukanlah asli produk AS Roma junior dan kala itupun Cassano belum cukup matang untuk menerima apa yang ia minta. Dan kebodohan nya itu pula yang membuatnya terusir dari tim AS Roma. Sudah banyak pelatih yang memiliki masalah pribadi dengan Cassano. Contohnya adalah Fabio Capello. “ kalau saya nanti menjadi pelatih tim nasional Italia, apapun kondisinya,saya tidak akan pernah menyertakan nama Cassano…!!!.” Dan bukan Cassano namanya jika tak membalas, “ Capello seorang yang ortodoks, ia bahkan lebih palsu dari uang monopoli sekalipun…” ujarnya dengan santai. Walter Novellino adalah salah satu pelatih yang cukup sukses dalam menangani sifat buruk Cassano. Ia dengan sabar dan pengertian memahami kalau Cassano bukanlah pemain lain yang bisa di perlakukan biasa. Dan Cassano pun seolah memberi bukti bahwa jika ia bisa merasa nyaman dengan kondisi internal tim, maka ia akan bermain melebihi dari apa yang orang kira bisa ia lakukan. Sampdoria ia angkat menjadi kekuatan baru di Serie-A. Cassano benar-benar menunjukkan jika ia memang salah satu bakat terbaik yang pernah di miliki Italia. Kehadiran anak pertama nya yang ia beri nama Christopher pun di percaya membuat Cassano lebih dewasa dalam bersikap,baik di lapangan maupun di luar lapangan. Tapi hal yang di takutkan pun terjadi, ia berselisih lagi dan kali ini dengan presiden klub Sampdoria yang secara otomatis membuatnya keluar dari tim untuk kemudian berlabuh bersama AC Milan. Lalu ada nama Marco“Matrix” Materazzi, bekas bek Inter Milan sekaligus palang pintu tim nasional Italia ini juga terkenal akan kebengalan nya. Ia adalah aktor utama dari terusirnya Zidane di final Piala Dunia 2006 dan dia juga yang mencetak gol untuk menyamakan kedudukan setelah Italia sempat tertinggal dari Prancis. Ia melakukan tindakan yang sangat rasis sehingga Zidane pun yang biasanya tenang dan tidak mudah terpancing akhirnya emosi dan menanduknya hingga terkapar. Matrix juga pernah melakukan selebrasi kemenangan Inter atas AC Milan dengan memakai topeng bergambar Silvio Berlusconni. Hal itu jelas mendapat kecaman dari berbagai pihak termasuk dari presiden Inter sendiri yaitu Massimo Moratti. Tapi hingga detik ini pun Matrix belum pernah sekalipun melontarkan permintaan maaf secara terbuka atas aksinya tersebut.


Dan jika kita membicarakan pemain bertipikal bengal namun potensial dari tanah Italia, kita pasti akan menyebut satu nama. Ya, Mario Balotelli. Pemain yang masih memiliki darah Ghana tersebut adalah pemain yang sangat potensial dan berbakat namun juga memiliki sisi negative yang begitu kental dalam dirinya. “ Balotelli adalah pemain paling berbakat yang pernah saya latih, tapi saya sama sekali tidak tahu bagaimana cara ia menggunakan otaknya.” Jose Mourinho pernah berujar seperti itu kala masih menukangi Inter Milan. Saat masih di Inter, ia pernah kedapatan sedang berbelanja di pertokoan kota Milan menggunakan jersey AC Milan…!!! Hal itu jelas membuat murka para Interisti yang langsung mencemoohnya ketika ia bermain di Giuseppe Meazza. Sehabis partai leg pertama semifinal Liga Champion melawan Barcelona pada 2010 lalu, ia membuka kaos Inter Milan dan membantingnya ke tanah seraya pergi meninggalkan rekan nya yang sedang merayakan kemenangan. Setelah memutuskan pindah ke Inggris, Balotelli masih saja berulah. Ia beberapa kali terlibat perselisihan ketika latihan dengan rekan setim, mulai dari Adebayor, Kolo Toure hingga Micah Richards. Alangkah ironisnya jika bakat besar yang di milikinya malah tertutup oleh serangkaian aksi bengal yang sebetulnya tak perlu ia lakukan.


Semua contoh pemain bengal namun potensial yang saya sebutkan tadi,sebetulnya hanyalah sedikit nama yang ada dari dunia sepakbola. Mereka terkenal tak hanya karena kemampuan teknik di atas lapangan tapi juga karena kemampuan membuat masalah yang menjadikan mereka terkadang begitu di benci atau justru di cintai. Sosok pelatih atau orang yang mampu mengontrol para pemain bengal tersebut menjadi peranan yang sangat penting bagi kelangsungan karier si pemain. Suarez menjadi pemain yang kalem dan tenang ketika bermain untuk tim nasional Uruguay karena di sana ada sosok Oscar Tabarez yang begitu mengayomi para pemain nya sehingga Suarez pun menjadi hormat dan enggan untuk berulah. Rooney punya sosok ayah dalam diri Sir Alex Ferguson yang terus membimbingnya baik ketika di lapangan atau di luar lapangan. Bellamy juga sempat menjadi pemain baik-baik jika berada di bawah asuhan Mark Hughes. Cassano semenjak berkeluarga dan memiliki seorang anak telah bertransformasi menjadi sosok tenang namun tetap mampu menampilkan bakatnya. Materazzi sempat mengakui bahwa kehadiran Jose Mourinho benar-benar merubah semua temperamen buruknya. Dan Balotelli saja yang sepertinya masih mencari sosok yang mampu sedikit mengerem tindakan-tindakan nakalnya. Roberto Mancini pelan-pelan coba menata mental Balotelli meski Mancini sendiri mengakui bahwa itu bukanlah hal yang mudah.


Yang jelas, semua perubahan akan tercipta jika ada kemauan dan niat yang kuat dari subjek itu sendiri. Karena mereka pun sebetulnya hanya memilih, ingin menjadi pemain yang di kenal karena prestasi atau menjadi pemain yang di kenal namun selalu di benci.


                                                                                                                                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar