Rabu, 01 Februari 2012

Terima Kasih Tuhan


Suatu malam, ketika kesunyian menguasai dan hanya detak jam yang terdengar, aku memasuki sebuah dimensi lain yang ku ketahui sebagai dimensi mimpi. Aku terbawa hembusan angin damai yang melontarkan ku ke sebuah hamparan taman hijau dengan suasana asri dan penuh ketenangan yang agaknya mustahil masih terdapat di dunia ini. Semua rasa keheranan ku pecah seketika saat sebuah suara menyapa ku, “ Selamat datang di surga hai manusia, jika di dunia kau mengenal kata malaikat, aku lah perwujudan dari malaikat itu.”

Aku di ajak malaikat itu berkeliling di tempat yang menurutku lebih dari sekedar mewah. Aku pun jadi mengerti kenapa di dunia manusia beribadah sampai jungkir balik demi bisa masuk dan tinggal selamanya di surga.  Malaikat itu sangat ramah dan tergolong komunikatif ketika mengajakku berkeliling. Lalu kami pun akhirnya sampai di sebuah ruang kerja yang penuh dengan para malaikat lain nya. Malaikat yang sejak tadi menemaniku berhenti di depan ruang kerja itu dan berkata, “ Ini adalah Ruang Seksi Penerimaan. Di sini semua permintaan manusia yang di tujukkan kepada Tuhan di terima.” Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku tahu bahwa ruang kerja ini sangat sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permintaan dan permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikatku berjalan lagi melalui suatu koridor bercahaya yang cukup panjang. Lalu, sampailah kami pada ruang kerja kedua. Malaikatku berkata “Ini adalah Ruang Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Di ruang ini, kemuliaan dan rahmat yang di minta manusia di proses dan di kirim ke manusia-manusia yang masih hidup dan memintanya.” Dan aku pun memperhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja ini. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang di minta dan sedang di paketkan untuk di kirim ke bumi.

Kami melanjutkan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor bercahaya dan panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang lebih mengejutkan ku, hanya ada satu malaikat yang duduk di sana,malaikat itu pun sama sekali tidak melakukan apapun.

“ Ini adalah Ruang Seksi Pernyataan Terima Kasih.” Kata malaikatku pelan. Dia tampak malu.
“ Bagaimana ini…??? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan di sini..???” tanyaku.
“ Menyedihkan…!!!” malaikatku menghela nafas. “Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih.”
“ Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan..???” tanyaku.
“ Sederhana sekali…!!!” jawab malaikat. “ Cukup berkata, Terima Kasih Tuhan.”

Ucapan dari baris terakhir malaikatku itu seperti menjadi pelontar tubuhku yang lantas mengirimkan aku kembali ke dunia. Kunjungan alam mimpi ku ke surga telah berakhir dan ketika itu pula jiwa ku kembali menyatu dengan raga yang terlelap. Tanpa komando atau pun aba-aba aku terjaga, penuh keringat dan nafas sedikit tersengal. Dan tak perlu menunggu menit berikutnya, aku lantas berucap, “ Terima Kasih Tuhan…”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar