Maret 2012, memasuki di pertengahan bulan, terjadi dua hal yang cukup mengejutkan di sepakbola khususnya di benua biru Eropa. Dua hal yang mampu membuat semua pihak yang menggilai sepakbola menghela nafas dalam entah karena terkejut atau merasa heran.
Reaksi empati dunia sepakbola setelah tragedi Muamba pun mewabah di seluruh penjuru Inggris hingga belahan dunia lainnya. Kalimat “PRAY 4 MUAMBA” di tuliskan di segala media dengan maksud dukungan doa untuk pemain berusia 23 tahun itu. Gary Cahill di Chelsea memamerkan kaus dalam bertuliskan “PRAY 4 MUAMBA” ketika merayakan gol nya ke gawang Leicester City. The Kop, kelompok suporter fanatik Liverpool pun membawa spanduk bertuliskan kalimat yang sama dengan tambahan kalimat “Muamba, you’ll never walk alone”. Pesan dukungan untuk Muamba juga merambah ke dunia maya. Para pemain professional di Inggris dan negara lain nya memberi dukungan lewat kicauan nya di Twitter dengan hastag #pray4Muamba. Di La Liga Spanyol, para pemain Madrid sebelum bertanding melawan Bilbao memasuki lapangan dengan memakai kaus dukungan bagi Muamba dan juga Eric Abidal. Bahkan seorang Lionel Messi yang mungkin belum pernah sekalipun bertemu dan bertanding menghadapi Muamba pun memakai kaus bertuliskan “ Fabrice!!! We Are Behind You”. Saya pribadi cukup kaget dan terhenyak melihat dan mengamati reaksi publik sepakbola terhadap tragedi yang menimpa Muamba. Saya jadi tersadar bahwa sepakbola tak melulu soal kompetisi,rivalitas atau perburuan gelar semata. Sepakbola punya satu kekuatan yang begitu luar biasa yang tersimpan dalan kata solidaritas. Ketika melihat Jermaine Defoe menangis saya merinding. Saya bisa merasakan sekali sikap empati dan prihatin dari Defoe untuk Muamba. Saat Rafael Van Der Vaart memegangi kepalanya dengan kedua tangan tanda ia begitu kaget dengan apa yang menimpa Muamba saya merasa bersyukur bahwa bisnis gila di sepakbola tak mampu menggerus rasa kemanusiaan dari sesama pemain professional. Tragedy Muamba seperti menampar kita dan menyadarkan bahwa kita masih hidup di dunia yang harus tetap peduli kepada sesama. Saya juga memuji sikap Scott Parker yang meminta kepada wasit agar tak melanjutkan pertandingan. Spurs bisa saja menang telak apabila pertandingan di lanjutkan karena mental para pemain Bolton sudah hancur setelah rekan setim nya nyaris kehilangan nyawa di atas lapangan. Tapi sekali lagi saya bersyukur bahwa di atas segala kegilaan sepakbola yang menuntut kemenangan dan gelar masih ada terbersit rasa kemanusiaan dari para pelaku nya. Ucapan dari Kyle Walker bek Spurs amat menarik untuk di simak. Walker berkata, “Tak penting siapa yang anda dukung, tak penting jika anda tidak suka sepakbola,dan tak penting jika sekalipun anda tidak beragama, tapi tolonglah berdoa untuk Fabrice Muamba.” Ketika tulisan ini di posting pun saya tetap berdoa untuk kesembuhan Muamba. Saya sangat menunggu suatu ketika dimana nanti Fabrice Muamba bisa masuk ke lapangan lagi dimanapun itu dan memainkan suatu hal yang begitu ia cintai yaitu sepakbola. Ucapan Andy Carroll akan menutup tulisan ini tapi tak akan menutup dukungan dan doa untuk Muamba. “Spurs vs Bolton tak berarti apa-apa…!!! FA Cup tak berarti apa-apa…!!! Sepakbola tak berarti apa-apa…!!! Saat ini Fabrice Muamba adalah yang paling penting. Pray4Muamba.”