Kamis, 22 Maret 2012

Pray4Muamba


Maret 2012, memasuki di pertengahan bulan, terjadi dua hal yang cukup mengejutkan di sepakbola khususnya di benua biru Eropa. Dua hal yang mampu membuat semua pihak yang menggilai sepakbola menghela nafas dalam entah karena terkejut atau merasa heran.

White Hart Lane di akhir pekan minggu ketiga menggelar babak perempat final FA Cup yang mempertemukan dua tim langganan Liga Primer Inggris. Totenham Hotspurs melawan Bolton Wanderes. Partai yang di yakini akan berjalan menarik mengingat kedua tim ini sangat berambisi untuk melaju ke babak berikutnya. Seperti yang sudah di prediksi, pertandingan berjalan amat menarik. Bolton selaku tim tamu ternyata cukup mampu merepotkan si empunya stadion. Di motori sang kapten Kevin Nolan, Bolton mampu mengimbangi lini tengah Spurs yang di motori Luca Modric dan Rafael Van Der Vaart. Memasuki menit ke 41, tragedi itupun terjadi. Seorang pemain Bolton tiba-tiba jatuh dan terkapar di atas lapangan. Fabrice Muamba kolaps tiba-tiba dengan posisi tertelungkup. Ia tidak sedang memegang bola atau berbenturan dengan lawan. Jelas ada sesuatu yang salah di sana. Howard Webb dan para pemain kedua tim segera menghampiri dan ingin memastikan apa yang terjadi. Tak sampai semenit kemudian, dengan wajah panik dan mimik muka serius, Howard Webb langsung memberi isyarat ke pinggir lapangan agar tim medis segera masuk dan melakukan pertolongan. Serangan jantung menyerang Muamba. Dokter tim Bolton, Jonathan Tobin segera masuk ke lapangan di ikuti psysioterapis tim Andi Mitchell dan Shabaaz Mughal yang notabane nya adalah dokter tim Spurs. Situasi genting terjadi di atas lapangan White Hart Lane, namun bukan karena serunya pertandingan tapi karena ada nyawa seorang pemain professional yang sedang di selamatkan. Para pemain kedua tim mengerumuni tim medis yang sedang berusaha menyelamatkan Muamba. Seorang ahli jantung di London Chest Hospital yaitu Dr Andrew Deaner yang kebetulan sedang menonton langsung di stadion pun ikut masuk ke dalan lapangan karena ia tahu ada sesuatu hal yang sangat mengkhawatirkan di sana. Tim medis terus melakukan tugasnya dengan berbagai cara hingga memberikan nafas buatan. Suasana hingar bingar yang tadi terdengar di White Hart Lane mendadak senyap. Semua penonton yang hadir menanti dengan cemas apa yang selanjutnya akan terjadi. Lalu tanpa komando siapa pun, fans Bolton yang hadir di sana memberikan semangat dengan meneriakan nama Muamba yang di ikuti oleh suporter Spurs yang jelas memenuhi White Hart Lane. Di atas lapangan sisi persaingan keras sepakbola Inggris memudar karena kejadian yang baru saja terjadi. Tak hanya pemain Bolton yang terlihat sedih. Semua personel Spurs pun tampak amat sangat terpukul atas apa yang menimpa Muamba. Bale yang biasa meneror sisi kanan lawan kini sibuk menenangkan Defoe yang menangis terisak. Harry Redknapp yang juga mempunyai masalah jantung pun terlihat was-was karena ia pun tahu betul bahwa serangan jantung begitu mengerikan. Van der Vaart terlihat berdoa dengan mengangkat kepala ke atas. Ekspresi yang biasa nya ia lakukan ketika memprotes keputusan wasit kini ia tunjukan dengan makna yang berbeda. Setelah beberapa saat, tim medis pun mengangkat Muamba dan segera membawanya ke luar lapangan untuk kemudian di bawa ke rumah sakit. Tepuk tangan dan komat kamit mulut penonton yang mendoakan Muamba mengiringi tim medis keluar dari lapangan. Kapten Bolton, Kevin Nolan pun ikut serta dalam rombongan tim medis yang bergegas menuju rumah sakit. Di atas lapangan kapten Spurs, Scott Parker terlihat berdiskusi serius dengan wasit Howard Webb. Parker melaporkan bahwa mental para pemain Spurs begitu runtuh sehingga enggan melanjutkan pertandingan. Howard Webb pun menyetujui nya dan langsung meniup peluit panjang tanda pertandingan di hentikan.

Reaksi empati dunia sepakbola setelah tragedi Muamba pun mewabah di seluruh penjuru Inggris hingga belahan dunia lainnya.  Kalimat “PRAY 4 MUAMBA” di tuliskan di segala media dengan maksud dukungan doa untuk pemain berusia 23 tahun itu. Gary Cahill di Chelsea memamerkan kaus dalam bertuliskan “PRAY 4 MUAMBA” ketika merayakan gol nya ke gawang Leicester City. The Kop, kelompok suporter fanatik Liverpool pun membawa spanduk bertuliskan kalimat yang sama dengan tambahan kalimat “Muamba, you’ll never walk alone”. Pesan dukungan untuk Muamba juga merambah ke dunia maya. Para pemain professional di Inggris dan negara lain nya memberi dukungan lewat kicauan nya di Twitter dengan hastag #pray4Muamba. Di La Liga Spanyol, para pemain Madrid sebelum bertanding melawan Bilbao memasuki lapangan dengan memakai kaus dukungan bagi Muamba dan juga Eric Abidal. Bahkan seorang Lionel Messi yang mungkin belum pernah sekalipun bertemu dan bertanding menghadapi Muamba pun memakai kaus bertuliskan “ Fabrice!!! We Are Behind You”. Saya pribadi cukup kaget dan terhenyak melihat dan mengamati reaksi publik sepakbola terhadap tragedi yang menimpa Muamba. Saya jadi tersadar bahwa sepakbola tak melulu soal kompetisi,rivalitas atau perburuan gelar semata. Sepakbola punya satu kekuatan yang begitu luar biasa yang tersimpan dalan kata solidaritas. Ketika melihat Jermaine Defoe menangis saya merinding. Saya bisa merasakan sekali sikap empati dan prihatin dari Defoe untuk Muamba. Saat Rafael Van Der Vaart memegangi kepalanya dengan kedua tangan tanda ia begitu kaget dengan apa yang menimpa Muamba saya merasa bersyukur bahwa bisnis gila di sepakbola tak mampu menggerus rasa kemanusiaan dari sesama pemain professional. Tragedy Muamba seperti menampar kita dan menyadarkan bahwa kita masih hidup di dunia yang harus tetap peduli kepada sesama. Saya juga memuji sikap Scott Parker yang meminta kepada wasit agar tak melanjutkan pertandingan. Spurs bisa saja menang telak apabila pertandingan di lanjutkan karena mental para pemain Bolton sudah hancur setelah rekan setim nya nyaris kehilangan nyawa di atas lapangan. Tapi sekali lagi saya bersyukur bahwa di atas segala kegilaan sepakbola yang menuntut kemenangan dan gelar masih ada terbersit rasa kemanusiaan dari para pelaku nya. Ucapan dari Kyle Walker bek Spurs amat menarik untuk di simak. Walker berkata, “Tak penting siapa yang anda dukung, tak penting jika anda tidak suka sepakbola,dan tak penting jika sekalipun anda tidak beragama, tapi tolonglah berdoa untuk Fabrice Muamba.” Ketika tulisan ini di posting pun saya tetap berdoa untuk kesembuhan Muamba. Saya sangat menunggu suatu ketika dimana nanti Fabrice Muamba bisa masuk ke lapangan lagi dimanapun itu dan memainkan suatu hal yang begitu ia cintai yaitu sepakbola. Ucapan Andy Carroll akan menutup tulisan ini tapi tak akan menutup dukungan dan doa untuk Muamba. “Spurs vs Bolton tak berarti apa-apa…!!! FA Cup tak berarti apa-apa…!!! Sepakbola tak berarti apa-apa…!!! Saat ini Fabrice Muamba adalah yang paling penting. Pray4Muamba.”

Senin, 05 Maret 2012

Waktu dan Cinta


Di sebuah negeri antah-berantah yang jauh berada di dimensi yang berbeda, terdapat sebuah pulau di mana semua macam perasaan tinggal. Kebahagiaan, Kesedihan, Kegalauan, Pengetahuan, dan segala macam perasaan lain ada di pulau itu, termasuk juga Cinta.
Dan suatu ketika, di umumkan kepada semua perasaan yang menghuni pulau itu bahwa pulau itu akan segera tenggelam, maka semuanya harus membangun perahu lalu pergi. Semua melakukan nya,kecuali Cinta. Cinta adalah satu-satunya yang tinggal. Cinta ingin bertahan hingga saat-saat terakhir.
Akhirnya bencana yang mengerikan itu pun terjadi dan ketika pulau sudah hampir tenggelam, Cinta memutuskan untuk mencari pertolongan. Kekayaan melewatinya dengan sebuah perahu besar dan mewah. Cinta berkata, “ Kekayaan, apakah aku boleh ikut bersama mu…??? ” Kekayaan menjawab “ Tidak. Perahu ku penuh dengan emas dan perak. Tidak ada tempat untuk mu.”
Setelah Kekayaan berlalu pergi, Cinta memutuskan meminta bantuan kepada Kesia-siaan yang juga lewat dengan sebuah kapal yang indah. “ Kesia-siaan tolonglah aku.”ujar Cinta. “ Aku tidak mungkin menolongmu. Kamu basah kuyup, perahu ku nanti rusak jika kau ikut bersama ku.” Kesia-siaan menjawab sekaligus memberi penolakan untuk menolong Cinta.
Tak berapa lama, dengan di iringi isak tangis sendu, Kegalauan lewat. “ Kegalauan, izinkan lah aku ikut dengan mu!!!” “Oh Cinta. Aku sedang sedih dan galau sekali sehingga aku perlu menyendiri!!!”. Kebahagiaan juga lewat, namun karena sedang sangat bahagia ia bahkan tidak mendengar ketika Cinta berteriak memanggilnya.
Tiba-tiba terdengar suara, “ Ayo Cinta, aku akan mengajakmu.” Ternyata itu suara salah satu senior. Karena sangat bersukacita mendapat pertolongan, Cinta bahkan sampai lupa untuk menanyakan kepada sang senior ke mana mereka menuju.
Ketika mereka tiba di tanah yang kering dan aman, sang senior melanjutkan perjalanan nya. Menyadari kalau dia berutang budi kepada sang senior, Cinta menanyakan kepada Pengetahuan, yang juga senior, “ Siapa yang menolongku waktu itu???” “ Waktu” jawab si Pengetahuan. “ Waktu???” Cinta lalu bertanya keheranan. “ Mengapa Waktu menolongku???”
Pengetahuan tersenyum dengan khidmat, mendalam, dan menjawab, “ Karena hanya Waktu yang sanggup memahami betapa berharga nya Cinta…”